Kereta wisata ini dapat disewa untuk reuni, gathering, launching produk, bahkan pernikahan. Dengan menggandeng sejumlah mitra, KA Pariwisata juga menyelenggarakan paket wisata menggunakan kereta api, juga paket angkutan wisata lanjutan, serta layanan penunjang. Kereta wisata ini dapat ditarik dengan kereta api reguler kelas eksekutif maupun dijalankan sebagai Kereta Luar Biasa (KLB).
Sejarah
Keberadaan kereta wisata di Indonesia sebenarnya tak lepas dari sejarah penamaan kereta api luar biasa (KLB). Istilah KLB pada awalnya merujuk kepada KLB Presiden Ir. Soekarno saat hijrah ke Yogyakarta tanggal 3 Januari 1946. Kereta yang ditarik dengan C2849 yang dahulunya milik Staatsspoorwegen (SS) ini tersusun atas 8 gerbong penumpang. Pemindahan dilakukan dengan sangat rahasia karena diawasi secara sangat ketat oleh pihak keamanan asing. Pelarian diri dengan kereta tersebut diabadikan sebagai KLB. KLB tiba pada tanggal 4 Januari 1946 dengan selamat.KLB di era Orde Baru (pembangunan) tumbuh lewat perjalanan yang dilakukan Presiden H.M. Soeharto saat pemerintah membuatkan kereta perjalanan presiden khusus dengan nama Nusantara, Bali, dan Toraja. Kereta tersebut dimodifikasi dari kereta SAGW (kereta tidur kelas I) yang biasanya dipakai oleh kereta api Bima pada masa itu. Selain itu, KLB sering dipakai oleh para menteri dan pejabat negara.
Kereta Presiden tersebut dihias dengan menyediakan ruang rapat, balkon, ruang makan, mini bar, tempat tidur, hingga ruang santai dengan televisi ukuran besar. Akan tetapi, karena kereta tersebut hanya dioperasikan jika Presiden, Wakil Presiden, menteri kabinet, maupun pejabat negara mempergunakan kereta tersebut. Akibatnya, kereta tersebut lebih banyak idle alias "menganggur".
Pada tahun 2009, PT Kereta Api Indonesia mendirikan PT KA Pariwisata dengan brand name Indorailtour. KA Pariwisata pertama kali menjual jasa layanan tiga kereta wisata tersebut sebagai modal awalnya. Kereta tersebut digandengkan dengan kereta-kereta api lain, utamanya kereta eksekutif.
PT KA Pariwisata kemudian menambah lagi armada kereta wisatanya. Sepanjang tahun 2013-2014, kereta api wisata baru berjumlah enam unit telah dikerjakan di Balai Yasa Manggarai dan diberi nama Sumatera, Jawa, Imperial (2 unit), dan Priority (2 unit).
Kereta wisata yang saat ini dioperasikan
Saat ini PT KA Pariwisata mengoperasikan sembilan unit kereta. Kereta-kereta tersebut antara lain Nusantara, Bali, Toraja, Sumatera, Jawa, Imperial, dan Priority.Kereta wisata Nusantara
Kereta ini sebenarnya merupakan kereta khusus Kepresidenan. Ditinjau dari desainnya ada keunikan. Di dalam kereta wisata tersebut terdapat sebuah ruang balkon sehingga bila tirai jendelanya dibuka dapat menyaksikan panorama sepanjang perjalanan. Dengan adanya aturan kereta aling-aling, maka kereta wisata ini tidak lagi dipasang paling belakang rangkaian, namun nomor dua dari belakang. Semua fasilitas seperti nonton film, atau berkaraoke, tetap dapat dinikmati. Kereta ini dilengkapi dengan sebuah kamar tidur, menambah kenyamanan penumpang selama beristirahat.Kereta wisata Bali
interior kereta wisata Bali. |
Pada saat SBY menjabat sebagai presiden, terakhir menaiki kereta ini dengan sistem perjalanan KLB untuk mengunjungi pengungsi erupsi Gunung Kelud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar