Ruby

Rabu, 26 November 2014

Lokomotif Diesel di Indonesia

BB200

Lokomotif BB 200 buatan pabrik General Motors adalah lokomotif diesel elektrik tipe pertama dengan transmisi daya DC - DC yang sudah digunakan di Jawa sejak akhir tahun 1957. Lokomotif ini memiliki daya mesin sebesar 950 HP dengan susunan gandar (A1A)(A1A), yakni dengan dua bogie bergandar 3, namun masing-masing hanya 2 gandar yang digerakkan oleh motor traksi. Hal ini dibuat agar tekanan tiap-tiap gandarnya rendah, dan tidak melampaui daya dukung jaringan rel KA ketika itu.
Lokomotif ini kemudian dioperasikan oleh
Daop 4 Semarang dan Divisi Regional III Sumsel, dan disimpan di beberapa dipo lokomotif, antara lain :

BB 200-05 di Stasiun Lempuyangan

Gambar teknik BB200

Profil

  • Dimensi
  1. Lebar sepur (track gauge): 1067 mm
  2. Panjang body: 13106 mm
  3. Jarak antara alat perangkai: 14006 mm
  4. Lebar badan (body): 2794 mm
  5. Tinggi maksimum: 3760 mm
  6. Jarak gandar: 3200 mm
  7. Jarak antar pivot: 7620 mm
  8. Diameter roda penggerak: 1016 mm
  9. Diameter roda idle: 889 mm
  10. Tinggi alat perangkai: 760 mm
  • Berat
  1. Berat kosong: 70 ton
  2. Berat siap: 74,8 ton
  3. Berat adhesi: 49,6 ton
  • Motor Diesel
  1. Tipe: EMD 8-567 C
  2. Jenis: 2 langkah, supercharger
  3. Daya Mesin: 900 HP
  4. Daya ke generator/converter: 875 HP
  • Motor Traksi/Converter
  1. Jumlah motor traksi: 4
  2. Tipe motor: GM D-19,arus searah
  3. Gear ratio: GM D-15 E, arus searah
  4. Tipe generator: -
  • Performansi
  1. Kecepatan maksimum: 110 km/jam
  2. Gaya tarik maksimum (adhesi): 10416 Kgf
  3. Kecepatan minimum kontinu: 17 km/jam
  4. Jari-jari lengkung terkecil: 58,6 m
  • Kapasitas
  1. Bahan bakar: 1900 liter
  2. Minyak pelumas: 500 liter
  3. Air pendingin: 700 liter
  4. Pasir: 340 liter
  • Lain-lain
  1. Sistem rem: Udara tekan, dinamik, parkir
  2. Tipe kompresor: WBO, Gardner Denver

BB201

BB201 

BB 201-03 di Stasiun Kroya

Lokomotif BB 201 buatan pabrik General Motors adalah lokomotif diesel elektrik tipe kedua dengan transmisi daya DC - DC yang sudah dioperasikan sejak tahun 1964. Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 1250 HP dengan susunan gandar (A1A)(A1A), yakni dengan dua bogie bergandar 3, namun masing-masing hanya 2 gandar yang digerakkan oleh motor traksi[1]. Susunan gandarnya sama seperti lokomotif BB200.

Sampai akhir 2007, lokomotif BB201 yang masih beroperasi tinggal dua buah, yaitu BB201 03 dan BB201 10 yang dialokasikan di dipo lokomotif Purwokerto. Lokomotif BB201 02 masih ada di Loos Dippo lokomotif Purwokerto namun sudah tidak dapat dioperasikan lagi. Sedangkan yang lain sudah terbengkalai di Balai Yasa Pengok Yogyakarta.
Namun saat ini, seluruh lokomotif BB 201 sudah punah, tidak ada yang beroperasi lagi. Unit terakhir yang beroperasi, BB201 10, saat ini masih dapat ditemui di dipo lokomotif Semarang Poncol. Kepunahan ini disebabkan langkanya spare parts, mengingat BB201 masih menggunakan mesin EMD 567, tidak seperti lok EMD lain di Indonesia yang menggunakan mesin EMD 645 dan EMD 710.

Profil lokomotif BB201

  • Dimensi
  1. Lebar sepur (track gauge): 1067 mm
  2. Panjang body: 13106 mm
  3. Jarak antara alat perangkai: 14006 mm
  4. Lebar badan (body): 2819 mm
  5. Tinggi maksimum: 3759 mm
  6. Jarak gandar: 3200 mm
  7. Jarak antar pivot: 7620 mm
  8. Diameter roda penggerak: 1016 mm
  9. Diameter roda idle: 889 mm
  10. Tinggi alat perangkai: 760 mm
  • Berat
  1. Berat kosong: 74 ton
  2. Berat siap: 78 ton
  3. Berat adhesi: 52 ton
  • Motor Diesel
  1. Tipe: EMD 12-567C
  2. Jenis: 2 langkah, supercharger
  3. Daya Mesin: 1250 HP
  4. Daya ke generator/converter: 1250 HP
  • Motor Traksi/Converter
  1. Jumlah motor traksi: 4
  2. Tipe motor: D-29,arus searah
  3. Gear ratio: GM D-29, arus searah
  4. Tipe generator: -
  • Performansi
  1. Kecepatan maksimum: 120 km/jam
  2. Gaya tarik maksimum (adhesi): 10920 Kgf
  3. Kecepatan minimum kontinu: 19 km/jam
  4. Jari-jari lengkung terkecil: 58,6 m
  • Kapasitas
  1. Bahan bakar: 2840 liter
  2. Minyak pelumas: 625 liter
  3. Air pendingin: 810 liter
  4. Pasir: 300 liter
  • Lain-lain
  1. Sistem rem: udara tekan, dinamik, parkir
  2. Tipe kompresor: WBO, Gardner Denver

BB202

BB202

Lokomotif BB 202 buatan General Motors adalah lokomotif diesel elektrik tipe ketiga dengan transmisi daya DC - DC yang mulai beroperasi sejak tahun 70-an. Lokomotif dengan generic name G18U6 ini berbeda dengan lokomotif BB200 dan BB201 ataupun lokomotif diesel elektrik lain, lokomotif yang mempunyai satu kabin masinis ini tidak memiliki hidung (nose) dan sangat pendek ukurannya. Lokomotif dengan sisa 6 lokomotif yang dapat beroperasi ini terdapat di dipo lokomotif Kertapati untuk dinasan kereta penumpang dan kereta barang.

Sejarah Awal

Lokomotif ini didatangkan pada tahun 1967 sebanyak 3 unit. Lokomotif ini ditugaskan bersama sama dengan lokomotif BB203 dan lokomotif D52 di sumatera selatan Awal tugasnya adalah untuk langsiran rangkaian batu bara maupun untuk dinasan kereta batu bara ringan serta beberapa angkutan barang seperti semen, pupuk,dan ballast. Kemudian tahun 1971 didatangkan kembali lokomotif ini sejumlah 5 buah. Dengan demikian lokomotif ini hanya berjumlah 8 unit.

Lokomotif dengan jumlah 8 unit ini seluruhnya ditugaskan di sumatera selatan untuk dinasan kereta penumpang dan kereta barang. Lokomotif ini selurunya berada di dipo lokomotif Kertapati dan beberapa diantaranya berada di Balai Yasa Lahat, Sumsel. Lokomotif ini pun sempat digunakan untuk menarik kereta Kereta api Ruwai Jurai yang mogok akibat rusak mesin.

BB 202 Status Rusak

Dari 8 unit ada 2 unit yang status rusak sehingga hanya 6 unit yang mampu beroperasi penuh. yang pertama adalah BB 202 02 yang rusak karena kerusakan mesin yang sangat parah dan minimnya suku cadang mesin 8-645E sehingga dimatikan untuk diambil spare partnya. Yang kedua adalah BB 202 08. Lokomotif ini tidak diketahui penyebab rusaknya karena sudah lama rusak sejak tahun 1990an. Lokomotif ini dirucat sepenuhnya dan hanya tersisa bagian kepala atau kabinnya saja dan kini di pajang di pintu masuk Balai Yasa Lahat, Sumatera Selatan.

Profil

  • Dimensi
  1. Lebar sepur (track gauge): 1067 mm
  2. Panjang body: 11582 mm
  3. Jarak antara alat perangkai: 12900 mm
  4. Lebar badan (body): 2965 mm
  5. Tinggi maksimum: 3725 mm
  6. Jarak gandar: 3200 mm
  7. Jarak antar pivot: 6090 mm
  8. Diameter roda penggerak: 1016 mm
  9. Diameter roda idle: 889 mm
  10. Tinggi alat perangkai: 770 mm (+153-10 mm)
  • Berat
  1. Berat kosong: 62 ton
  2. Berat siap: 65 ton
  3. Berat adhesi: 44 ton
  • Motor Diesel
  1. Tipe: EMD 8-645E
  2. Jenis: 2 langkah, supercharger
  3. Daya Mesin: 1100 HP
  4. Daya ke generator/converter: 1000 HP
  • Motor Traksi/Converter
  1. Jumlah motor traksi: 4
  2. Tipe motor: D-29,arus searah
  3. Gear ratio: 62 : 15
  4. Tipe generator: GM D 25 arus searah
  • Performansi
  1. Kecepatan maksimum: 100 km/jam
  2. Gaya tarik maksimum (adhesi): 9240 Kgf
  3. Kecepatan minimum kontinu: 20 km/jam
  4. Jari-jari lengkung terkecil: 100 m
  • Kapasitas
  1. Bahan bakar: 1893 liter
  2. Minyak pelumas: 492 liter
  3. Air pendingin: -
  4. Pasir: 250 liter
  • Lain-lain
  1. Sistem rem: udara tekan, dinamik, parkir
  2. Tipe kompresor: WBO, Gardner Denver

BB203

BB203

Lokomotif seri BB 203 78 01 berdinas KA BBM Pertamina dari Stasiun Medan.
           Lokomotif BB203 buatan General Electric (GE) Transportation, adalah lokomotif diesel elektrik tipe keempat (GE U18A1A) dengan transmisi daya DC-DC yang mulai beroperasi sejak tahun 1978.
Bentuk, ukuran, dan komponen utama lokomotif ini sama seperti lokomotif CC201, yang membedakan adalah susunan gandarnya. Jika lokomotif CC201 bergandar Co-Co, yaitu setiap bogie-nya memiliki tiga gandar penggerak, maka lokomotif BB203 bergandar (A1A)(A1A), yaitu setiap bogie-nya juga memiliki tiga gandar, tetapi hanya dua gandar dalam setiap bogie-nya yang digunakan sebagai gandar penggerak. Jika lokomotif CC201 memiliki 6 motor traksi, maka lokomotif BB203 hanya memiliki 4 motor traksi.

Profil lokomotif BB203

  • Dimensi
  1. Lebar sepur (track gauge): 1.067 mm
  2. Panjang body: 14.134 mm
  3. Jarak antara alat perangkai: 15.214 mm
  4. Lebar badan (body): 2.642 mm
  5. Tinggi maksimum: 3.636 mm
  6. Jarak gandar: 3.505 mm
  7. Jarak antar pivot: 7.680 mm
  8. Diameter roda penggerak: 914 mm
  9. Diameter roda idle: 914 mm
  10. Tinggi alat perangkai: 770 mm
  • Berat
  1. Berat kosong: 76 ton
  2. Berat siap: 81 ton
  3. Berat adhesi: 56 ton
  • Motor Diesel
  1. Tipe: GE 7FDL-8
  2. Jenis: 4 langkah, turbocharger
  3. Daya Mesin: 1.500 HP
  4. Daya ke generator/converter: 1.380 HP
  • Motor Traksi/Converter
  1. Jumlah motor traksi: 4
  2. Tipe motor: D-29, arus searah
  3. Gear ratio: 93:18
  4. Tipe generator: GM D 25 arus searah
  • Performansi
  1. Kecepatan maksimum: 90 km/jam
  2. Gaya tarik maksimum (adhesi): 16.464 kgf
  3. Kecepatan minimum kontinu: -
  4. Jari-jari lengkung terkecil: 56,7 m
  • Kapasitas
  1. Bahan bakar: 3.028 liter
  2. Minyak pelumas: 984 liter
  3. Air pendingin: 682 liter
  4. Pasir: 510 liter
  • Lain-lain
  1. Sistem rem: Udara tekan, dinamik, parkir
  2. Tipe kompresor: WBO, Gardner Denver

 

BB204

BB204

Lokomotif BB 204 merupakan satu-satunya lokomotif diesel elektrik di Indonesia buatan Eropa, yaitu SLM di Swiss yang khusus dioperasikan pada jalan rel bergigi. Lokomotif ini sudah ada di Indonesia sejak 1981.
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 1230 HP dengan susunan gandar lokomotif ini adalah Bo' 2 Bo', artinya dua bogie dengan dua gandar penggerak dan satu bogie idle dua gandar.
Lokomotif ini terdapat di Divisi Regional II Sumatera Barat yang relnya bergigi.

profil Lokomotif BB204

  • Dimensi
  1. Lebar sepur (track gauge): 1067 mm
  2. Panjang body: 12600 mm
  3. Jarak antara alat perangkai: 13500 mm
  4. Lebar badan (body): 2800 mm
  5. Tinggi maksimum: 3660 mm
  6. Jarak gandar: 2880 mm, 1600 mm
  7. Jarak antar pivot: 7050 mm
  8. Diameter roda penggerak: 895 mm
  9. Diameter roda idle: 720 mm
  10. Tinggi alat perangkai: 760 mm
  • Berat
  1. Berat kosong: 52,8 ton
  2. Berat siap: 55 ton
  3. Berat adhesi: 44 ton
  • Motor Diesel
  1. Tipe: MTU 12 V 396 TC 12
  2. Jenis: 4 langkah
  3. Daya Mesin: 1230 HP
  4. Daya ke generator/converter: -
  • Motor Traksi/Converter
  1. Jumlah motor traksi: 4
  2. Tipe motor: FLD 2057 A
  3. Gear ratio: -
  4. Tipe generator: WG Xy 450 dw 6 / AC
  • Performansi
  1. Kecepatan maksimum: 60 km/jam
  2. Gaya tarik maksimum (adhesi): 8820 Kgf
  3. Kecepatan minimum kontinu: 20 km/jam
  4. Jari-jari lengkung terkecil: 20 m
  • Kapasitas
  1. Bahan bakar: 1700 liter
  2. Minyak pelumas: 200 liter
  3. Air pendingin: -
  4. Pasir: 80 Kg
  • Lain-lain
  1. Sistem rem: Pneumatic, drum brake
  2. Tipe kompresor: -

CC200

CC200

CC200 15 di Dipo Loko Cirebon. 2010

Lokomotif CC200 dengan model Alco-GE UM 106T adalah lokomotif diesel pertama di Indonesia [3], buatan pabrik General Electric tahun 1953. Lokomotif diesel elektrik dengan berat 96 ton ini dipesan oleh Indonesia sebanyak 27 buah. Lokomotif CC200 yang tersisa sekarang berada di Dipo Lokomotif Cirebon yaitu CC200 15 yang masih dirawat dengan baik untuk dilestarikan. Dua "saudara" terakhirnya, CC200 08 dan CC200 09 sudah dikirim ke Balai Yasa Yogyakarta setelah dinyatakan pensiun.
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 1.750 HP dengan susunan gandar lokomotif ini adalah Co'2'Co' artinya, lokomotif ini memiliki dua bogie penggerak masing-masing dengan 3 gandar penggerak dengan 6 motor traksi dan satu bogie idle yang terdiri dari 2 pasang roda.

Sejarah

Awal karier

Setelah Perang Kemerdekaan usai tahun 1949, kondisi perkeretaapian Indonesia rusak. Untuk memperbarui sarana KA yang sudah tua dan rusak akibat perang, maka DKA memesan sarana KA yang baru, berikut berbagai jenis lokomotif diesel, lokomotif uap, kereta penumpang dan gerbong barang.
CC200 adalah salah satu contoh. Rencana pengoperasian lokomotif diesel sudah ada sejak zaman Staatsspoorwegen, diwacanakan dan disebut-sebut dalam laporan tahunan Staatsspoorwegen tahun 1930. Namun wacana ini gagal karena Belanda saat itu sedang dilanda Perang Dunia I.
Setelah perang usai, disusunlah rencana modernisasi perkeretaapian Indonesia yang mencakup pembelian 100 unit lokomotif uap D52 dan 27 unit lokomotif diesel CC200.

Pada 1953, lokomotif diesel CC200 tiba di Indonesia. Karena tekanan gandar jalan rel di Indonesia saat itu maksimal 12 ton maka CC200 yang memiliki berat 96 ton terlalu berat apabila hanya memiliki susunan C-C (Co'Co') atau 2 gandar penggerak 3 roda. Maka ditambahkanlah gandar tambahan sehingga susunannya menjadi C-2-C (Co'2'Co') atau 2 gandar penggerak 3 roda dan 1 gandar tak berpenggerak 2 roda. Susunan ini unik karena hanya di Indonesia lokomotif ini dimodifikasi gandarnya untuk mengakali tekanan gandar yang besar. Lokomotif ini pun langsung menggunakan striping/livery khas DKA, PNKA, dan PJKA, yaitu kuning-hijau dengan logo roda terbang yang sudah berlaku sejak 1953 hingga 1988.
Kehadiran CC200 yang menandai modernisasi perkeretaapian Indonesia mendapat perhatian dari dalam atau luar negeri dan dibahas rinci oleh majalah-majalah profesional, misalnya dibahas dalam majalah kereta api Inggris "Diesel Railway Traction" dan majalah persatuan insinyur Indonesia yang kala itu masih berbahasa Belanda "De Ingenieurs in Indonesie".

Sepanjang kariernya dari tahun 1950-an sampai 1980-an, CC200 menarik semua kereta, baik itu penumpang maupun barang. Kariernya pun makin lama makin tergeser oleh lokomotif yang lebih baru, seperti CC201 yang lebih ringan dan bertenaga. Mulai tahun 1990-an, CC200 dicat menjadi merah-biru dengan garis putih seiring bergantinya nama dan bentuk perusahaan, dari PJKA menjadi Perumka. CC200 pun diturunkan pangkatnya menjadi penarik KA jarak dekat/KA lokal mengingat usianya yang makin tua dan hanya tersisa sedikit, dan banyak di antara mereka yang sudah mulai mangkrak. CC200 akhirnya banyak yang tidak beroperasi pada tahun 2000-an awal.

Preservasi

Pada tahun 2000-an, lokomotif CC200 yang ada banyak yang dalam kondisi buruk. Saat itu, di Cirebon terdapat 3 lokomotif, yakni CC200 08, CC200 09, dan CC200 15. Lokomotif yang bisa dioperasikan hanyalah CC200 08 dan CC200 15. Pada akhirnya, salah satu komunitas rail fans Indonesia, Indonesian Railways Preservation Society (IRPS) bekerja sama dengan PT Kereta Api (Persero) memutuskan bahwa CC200 15 yang akan dipreservasi, karena kondisinya yang lebih baik dibanding kedua lokomotif lainnya. CC200 15 dipreservasi dengan "mengkanibal" komponen dari CC200 08 dan CC200 09. Preservasi dilakukan oleh IRPS, dengan bantuan dari PT Kereta Api. Pada tahun 2003, diadakan open house di Stasiun Cirebon, tempat ketiga lokomotif CC200 dipamerkan. Pada masa itu, CC200 15 yang telah dicat kuning-hijau (sudah dikembalikan ke livery semula) sudah dalam kondisi baik, sedangkan CC200 08 dan 09 yang berwarna merah-biru telah dengan kondisi rusak dan tidak bisa digunakan, mengingat komponennya telah dikanibal untuk CC200 15.

Akhirnya, CC200 08 dan CC200 09 dikirim ke Balai Yasa Yogyakarta, kemudian diafkirkan. Sementara CC200 15 tetap di Cirebon dan dioperasikan sebagai penarik KA wisata. Saat ini, hanya tersisa CC200 15 di Cirebon, lokomotif lainnya entah ke mana, diafkirkan, atau "dimakamkan" di Balai Yasa Yogyakarta.
Karena kesulitan suku cadang, CC200 15 tidak bisa beroperasi, lokomotif tersebut disimpan di Dipo Cirebon, dan saat akan dipamerkan pada suatu event, maka lokomotif ini perlu ditarik.

Data teknis

Dimensi
  • Lebar sepur (track gauge): 1.067 mm
  • Panjang badan (body): 17.000 mm
  • Jarak antar alat perangkai: 17.070 mm
  • Lebar badan: 2.819 mm
  • Tinggi maksimum: 3.651 mm
  • Jarak gandar: 3.610 mm
  • Jarak antar pivot: 9.556 mm
  • Diameter roda penggerak: 908 mm
  • Tinggi alat perangkai: 760 mm
Berat
  • Berat kosong: 92 ton
  • Berat siap: 96 ton
  • Berat adhesi: 72 ton
Motor diesel
  • Tipe: ALCO 244E
  • Jenis: 4 langkah
  • Daya mesin: 1.750 HP
  • Daya ke generator/converter: 1.600 HP
Motor traksi/converter
  • Jumlah motor traksi: 6
  • Tipe motor: GE 761
Performansi
  • Kecepatan maksimum: 100 km/jam
  • Gaya tarik maksimum (adhesi): 15.120 kgf
  • Jari-jari lengkung terkecil: 140 m
Kapasitas
  • Bahan bakar: 1.900 lt
  • Minyak pelumas: 750 lt
  • Air pendingin: 900 lt
  • Pasir: 600 lt
Lain-lain
  • Sistem rem: udara tekan

 

CC201

CC201

CC201 82 (CC201 89 10) di Stasiun Medan
Lokomotif CC201 adalah lokomotif buatan General Electric (GE) Transportation jenis U18C. Dibanding lokomotif tipe sebelumnya yaitu CC200, maka tipe CC201 mempunyai konstruksi yang lebih ramping dengan berat 84 ton dan daya mesin 1950 HP. Lokomotif ini bergandar Co'Co'. Artinya lokomotif memiliki 2 bogie masing-masing 3 gandar atau 6 gandar penggerak dengan 6 motor traksi, sehingga lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan. Lokomotif ini, sama seperti lokomotif GE lainnya, mampu berlari sampai kecepatan 120 km/jam, meskipun kecepatan kereta api saat ini dibatasi maksimal 90 km/jam.
Sepanjang kariernya, lokomotif ini telah berpengalaman menarik berbagai jenis KA, mulai dari eksekutif, bisnis, ekonomi, sampai kereta barang. Namun, saat ini CC201 lebih banyak dioperasikan untuk KA lokal dan KA ekonomi jarak dekat, menengah, maupun jauh.
CC201 juga merupakan salah satu lokomotif GE Transportation yang paling sukses di Indonesia, mengingat ketersediaan suku cadang yang cukup dan mesin yang mirip dengan CC203, CC204, dan CC206 (semua bermesin GE 7FDL-8). Posisi lokomotif diesel hidrolik (DH) pun juga banyak tergeser oleh lokomotif ini.

Penggunaan di Indonesia

Lokomotif CC201 terdiri dari empat generasi, yaitu:
  • CC201 generasi I
  • CC201 generasi II
  • CC201 generasi III
  • CC201 rehab (eks-BB203)

CC201 generasi I


Lokomotif CC201 05 (CC201 77 04) berstriping Perumka di stasiun Kutoarjo bersama kereta api Badrasurya.
Lokomotif CC201 generasi I ini didatangkan ke Indonesia pada tahun 1977-1978 sebanyak 38 unit. Awal mula kedatangan lokomotif ini diwarnai dengan peristiwa kecelakaan pada saat lokomotif ini sedang dalam perjalanan dari pabriknya, GE di Amerika Serikat menuju ke Indonesia menggunakan kapal laut. Dalam perjalanannya, kapal yang membawa loko tersebut dihantam badai sehingga menyebabkan jangkar kapal dan muatan-muatan lain yang ada di dalamnya jatuh menimpa tiga dari delapan lokomotif CC201 tersebut. Hal ini membuat bagian depan dari ketiga lokomotif itu ringsek. Sesampainya di Indonesia, lokomotif yang selamat dari musibah itu dapat langsung dioperasikan. Namun untuk loko yang ringsek tidak demikian. Ketiga lokomotif tersebut harus menjalani perbaikan terlebih dahulu selama kurang lebih sebulan.
Ciri-ciri CC201 generasi I ini yaitu pada bagian jaring radiatornya berukuran besar. Selain itu, pada mulanya semua lokomotif generasi ini tidak mempunyai lampu kabut di atas cowhanger seperti CC203/CC204. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA (pemeliharaan akhir) pada tahun 2010-2011, semua unit telah dipasangi lampu kabut.
Tujuh unit CC201 generasi I telah dimodifikasi menjadi CC204 pada tahun 2003 dan 2005, yaitu CC201 03 (CC204 01), CC201 11 (CC204 02), CC201 37 (CC204 03), CC201 16 (CC204 04), CC201 32 (CC204 05), CC201 06 (CC204 06), dan CC201 12 (CC204 07).

CC201 generasi II


CC201 47 ketika berwajah Donal Bebek (2005).
CC201 generasi II didatangkan tahun 1983-1984 berjumlah 34 unit. Untuk mengenalinya sangat mudah. Ciri-cirinya sama seperti CC201 generasi I, namun pada jaring radiatornya berukuran kecil. Bentuk kaca depan berbentuk persegi dengan ujung-ujungnya yang lancip. Loko ini pada awalnya juga tidak memiliki lampu kabut. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA (pemeliharaan akhir) pada tahun 2010-2011, semua unit telah dipasangi lampu kabut.

Dahulu di antara loko-loko generasi II ini ada lokomotif yang cukup unik, salah satunya CC201 56 milik Dipo Induk PWT. Keunikannya: pada bagian depannya (short hood) memiliki bentuk yang berbeda dibandingkan dengan CC201 lainnya. Kotak pasirnya lebih pendek dari yang biasanya dan kaca depannya memanjang ke bawah. Bagian dalamnya juga unik karena hanya terdapat satu meja layanan sehingga kabin masinis pun menjadi lebih luas. Hal yang melatarbelakangi perbedaan tampilan dari loko ini karena dahulu CC201 56 pernah menabrak stoomwalls sehingga mengakibatkan loko ini ringsek parah dan sulit mengembalikannya seperti bentuk semula. Untuk memperbaikinya, Balai Yasa Pengok menyiasatinya dengan cara membuang satu meja layanan dari loko tersebut sehingga otomatis kaca depan harus diturunkan dan kotak pasir pun dipendekkan. Karena bentuknya yang aneh ini, para railfans sering menyebutnya “Loko Donal Bebek (Ducky Locomotive)”. Sebelumnya CC201 47 milik dipo Yogyakarta dan CC 201 76R milik dipo Medan (dulu dipo Jatinegara) juga mempunyai bentuk yang sama seperti CC201 56, namun sekarang bentuk kedua lokomotif tersebut sudah kembali normal seperti layaknya CC201 lainnya setelah menjalani PA (pemeliharaan akhir) di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta.

CC201 48 yang sebelumnya milik dipo lokomotif YK kini telah dimutasi ke Kertapati (KPT), Sumatera Selatan, untuk memenuhi kebutuhan angkutan penumpang dan barang di sana.

CC201 45 yang misterius


CC 201-45 menarik gerbong tangki  melewati Stasiun Tugu. Juli 2005
Selain itu, ada juga kelas CC201 generasi kedua yang diyakini misterius. CC201 45 (CC 201 83 07) adalah lokomotif milik dipo induk Yogyakarta (YK) yang terkenal akan daya mistiknya dan salah satu lokomotif paling keramat di Indonesia.

Lokomotif CC201 45 terkenal karena sering terjadi peristiwa aneh dengan lokomotif tersebut. Sejak pertama kali dibeli, CC201 45 sudah sering dicap sebagai loko yang bermasalah. Walaupun hasil tes menunjukkan tidak ada problem pada CC201 45, namun sering terjadi kecelakaan atau kerusakan saat dioperasikan tanpa penjelasan yang jelas. CC201 45 semula ditugaskan untuk menarik rangkaian ke arah timur. Pernah suatu ketika saat lokomotif itu menarik Bima tiba-tiba terjadi tabrakan. Setelah diperbaiki, ia kembali bertugas menarik rangkaian Bima, tapi kembali lagi mengalami tabrakan. Ia kembali di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta, dan setelah selesai jabatannya diturunkan untuk menarik rangkaian kelas bisnis saja yaitu Jayabaya. Tetapi CC201 45 sekali lagi mengalami tabrakan. Frekuensi tabrakan sesama kereta atau dengan kendaraan bermotor yang dialami CC201 45 cukup sering, di samping kejadian aneh yang dialami para teknisi yang memperbaiki lok ini pasca tabrakan.

Sesuai prosedur, setelah diperbaiki di Balai Yasa Pengok, CC201 45 diuji secara statis untuk diperiksa kelengkapannya. Setelah semuanya beres, loko diuji secara dinamis di jalur tes di depan kompleks Balai Yasa. Saat dipacu dengan kecepatan tinggi, mendadak rem gagal berfungsi, sehingga lokomotif melaju terus dan menghantam dinding beton pembatas jalur tes. Sekali lagi CC201 45 mengalami kerusakan dan harus diperbaiki.

Merasa kebingungan dengan CC201 45, teknisi Balai Yasa yaitu Panut dan Suroso merasa perlu untuk memanggil tenaga ahli GE langsung dari Amerika. Saat sedang memeriksa CC201 45, tenaga ahli GE itu bercerita bahwa saat proses pembuatan loko yang satu ini memang sudah bermasalah karena banyak terjadi kecelakaan kerja. Akhirnya para teknisi memutuskan, selain diperbaiki secara material, CC201 45 juga diperbaiki secara spiritual. Sesuai adat orang Jawa, para teknisi Balai Yasa Pengok sepakat meruwat (ritual membuang sial) loko ini. Caranya dengan mengadakan selamatan dan memasang sepasang tapal kuda bekas di kedua ujung bemper CC201 45. Kemudian memberikan beberapa gram emas dan menyepuh bagian samping bawah lok dengan lapisan krom sehingga terlihat mengkilat.

Anehnya setelah ritual ini CC201 45 tidak pernah mengalami kecelakaan lagi. Ruwatan yang dilakukan oleh teknisi Balai Yasa berhasil menghilangkan nasib sial loko ini. Sekarang CC201 45 ditempatkan di dipo lokomotif Yogyakarta, dan dengan mudah dikenali lewat ciri khasnya sebagai loko dengan sisi yang dilapisi besi mengkilat, dan di bagian depannya di bawah hidungnya, terdapat kotak dengan lubang di dalamnya yang bernama Multiple Unit Box Port yang berguna untuk sambungan kabel traksi, namun sudah dihilangkan. Selain itu, plat nomor di cowhanger-nya kini dihilangkan.

CC201 generasi III


CC 201 generasi III (berbentuk kaca bulat, jaring radiator kecil, dan sudah memiliki lampu kabut di atas cowhanger)
Didatangkan pada tahun 1992 sebanyak 20 buah bernomor seri 91 sampai 110. Untuk CC201 91 sampai 110 terdapat di Jawa. CC201 98 yang sebelumnya milik dipo lokomotif BD kini telah dimutasi ke Kertapati (KPT), Palembang untuk memenuhi kebutuhan angkutan penumpang dan barang di sana, dan kini sudah afkir karena mengalami kecelakaan hebat yang membuat lokomotif itu terguling dan terbakar. Sedangkan CC201 101 dan CC201 102 yang sebelumnya berada di Jawa dan sempat dimutasi ke Sumatera, sudah kembali lagi ke tanah Jawa.

Ciri-ciri CC201 generasi ini, yaitu terdapat lampu kabut di bawah kotak pasir di atas cowhanger seperti halnya lokomotif CC203/CC204. Selain itu, bentuk kaca depan lokomotif ini agak bulat, berbeda dengan CC201 generasi sebelumnya yang kaca depannya berbentuk kotak. Hal inilah yang membuat CC201 generasi ini terlihat sangat berbeda dengan jenis yang sebelumnya sehingga mudah untuk dikenali. Sementara untuk komponen mesin, performa, maupun kecepatannya, sama dengan CC201 lainnya. Namun, sejak mengalami pemeliharaan akhir maupun peristiwa luar biasa hebat, beberapa lokomotif CC201 generasi ketiga ini kaca depannya sudah berbentuk agak kotak, seperti CC201 95, CC201 97, CC201 99, CC201 102, dan beberapa lok lainnya.

Ada salah satu kelas lokomotif CC201 generasi ketiga, yakni lokomotif CC201 91 yang dikenal sering mengalami perpindahan mutasi. CC201 91 kini dalam kepemilikan dipo lokomotif Jember dan merupakan lokomotif CC201 pertama yang dimiliki oleh Daerah Operasi IX Jember. Sejarahnya, loko ini hanya tiga kali mengalami perpindahan pemilikan. Kali pertama datang langsung menjadi milik Dipo Bandung (BD), lalu dikirim ke Dipo Sidotopo (SDT), dan terakhir dipindah ke Dipo Jember (JR).

CC201 Rehab (Eks BB203)


Lokomotif CC201 74R di Stasiun Madiun

Sri Tanjung ft.CC 201 134R siap berngkat Stasiun Pasuruan

CC 201 50 (CC 201 83 12) Bersiap menarik kereta api Sribilah.
Lokomotif jenis ini bukan merupakan CC201 asli, melainkan hasil rehabilitasi dan perbaikan dari lokomotif BB203 yang dimulai sejak tahun 1989-2004.
Bentuk, ukuran, dan komponen utama lokomotif ini sama seperti lokomotif CC201, yang membedakan adalah susunan gandarnya. Jika lokomotif CC201 bergandar Co’Co’, yakni setiap bogie-nya memiliki tiga gandar penggerak, lokomotif BB203 bergandar (A1A)(A1A), di mana setiap bogie-nya juga memiliki tiga gandar, tetapi hanya dua gandar dalam setiap bogie-nya yang digunakan sebagai gandar penggerak. Jika lokomotif CC201 memiliki enam motor traksi, lokomotif BB203 hanya memiliki empat motor traksi dan hanya berdaya 1.500 daya kuda (hp), lebih rendah daripada CC201 asli (1.950 hp).
Dahulu, di Dipo Induk SMC, semua lokomotif CC201-nya adalah hasil rehab dari BB203. Begitu juga dengan CC201 yang ada di Sumatera. Di Dipo Induk KPT dan TNK, semua lokomotif CC201-nya juga merupakan hasil rehab dari BB203, kecuali CC201 48 dan CC201 98 (afkir) yang merupakan CC201 asli pindahan dari Jawa.
Untuk ciri-cirinya, lokomotif ini hampir sama dengan CC201 generasi II, meskipun beberapa (misal, CC201 134R) seperti CC201 generasi I. Yang membedakannya, yaitu pada nomor serinya ditambahkan kode “R” di belakang nomor seri tersebut. Misalnya, CC201 77R, kode “R” di sini menandakan bahwa lokomotif tersebut merupakan lokomotif hasil rehab dari BB203.
Pengecualian untuk CC201 berkode “R” pada seri di bawah 70. CC201 di bawah 70 yang memakai kode “R” (misal: CC201 01R, 14R, 18R, dan 26R) merupakan lokomotif asli CC201. Kode “R” tersebut bukan berarti lokomotif itu adalah hasil rehab dari BB203. Hal itu menandakan bahwa lokomotif tersebut telah dilakukan overhaul dan telah diperbaiki segala komponennya agar lokomotif tersebut dapat ditingkatkan kecepatannya dan mampu bertahan hingga puluhan tahun kemudian.
Khusus untuk CC201 80 milik dipo Jatinegara sebelumnya memiliki kode "R", setelah kecelakaan lok itu menjadi tidak berkode "R".

CC201 dengan kabin modifikasi


Loko CC 201 yang mirip CC 203 (CC 201 129R/CC 201 83 48 dengan rangkaian KA Penataran)

CC 206 13 14 menggandeng CC 201 83 49
Umumnya lokomotif CC201 di Jawa memiliki bentuk seperti BB203, namun tidak untuk di Sumatera Selatan (Divre III). Beberapa lokomotif CC201 di sana memiliki bentuk yang sangat mirip dengan CC203 di Jawa.
Lokomotif-lokomotif tersebut dimodifikasi karena telah mengalami peristiwa luar biasa hebat sehingga kabin aslinya, ringsek berat; dan alasan lain yang ikut menyertai modifikasi ini adalah: PT KAI Divre III Sumsel tidak mempunyai unit CC203; maka Balai Yasa Lahat mengubah kabin dari aslinya secara bertahap dari 1994-2001. Modifikasi hidung miring yang terilhami dari CC203, juga bertujuan mengurangi hambatan angin untuk meningkatkan kecepatan. Namun tujuan peningkatan ini terasa percuma karena kecepatan kereta api Babaranjang (batu bara rangkaian panjang) saat ini dibatasi maksimal 80 km/jam.
Modifikasi ini pun dirasakan sedikit menyulitkan masinis. Karena kabin yang sempit dan kaca depan terlalu tinggi, masinis terpaksa mendongak atau mengganjal tempat duduknya ketika sedang menjalankan lokomotif. CC201 hidung miring di dipo lokomotif Tanjung Karang seluruhnya dipergunakan untuk lokomotif bantuan KA Babaranjang dari Sukamenanti ke Tanjungkarang atau KA penumpang. Sedangkan lokomotif CC201 hidung miring di Dipo Induk Lokomotif Kertapati seluruhnya dioperasikan untuk kereta penumpang, di antaranya KA Sriwijaya, Rajabasa, Sindang Marga, dan Bukit Serelo.
Ada enam unit CC201 yang memiliki eksterior seperti CC203, yaitu CC201 86R, 111R, 120R, 129R, 130R, dan 137R. Dua unit CC201 dengan kabin modifikasi yang sebelumnya milik TNK (CC201 129R dan 130R) telah dimutasi ke pulau Jawa dan menjadi milik Dipo Induk Sidotopo, Surabaya. Dibandingkan CC201 hidung miring lainnya, CC201 130R yang telah memakai logo dan striping PT KAI terbaru lebih mirip dengan CC203. (lihat foto kanan bawah)

Alokasi

Di Indonesia, saat ini ada 130 lokomotif CC201 yang masih beroperasi dari 144 pada awalnya. 7 unit rusak dan 7 unit dijadikan CC204. Terdiri dari:
92 lokomotif CC201 asli
  • 28 lokomotif kedatangan tahun 1977
  • 10 lokomotif kedatangan tahun 1978
  • 34 lokomotif kedatangan tahun 1983
  • 20 lokomotif kedatangan tahun 1992
52 lokomotif CC201 modifikasi BB203
  • 18 lokomotif modifikasi tahun 1989
  • 2 lokomotif modifikasi tahun 1993
  • 2 lokomotif modifikasi tahun 1999
  • 7 lokomotif modifikasi tahun 2004

Profil Lokomotif CC201

  • Dimensi
  1. Lebar sepur (track gauge): 1.067 mm
  2. Panjang body: 14.134 mm
  3. Jarak antara alat perangkai: 15.214 mm
  4. Lebar badan (body): 2.642 mm
  5. Tinggi maksimum: 3.636 mm
  6. Jarak gandar: 3.304 mm
  7. Jarak antar pivot: 7.680 mm
  8. Diameter roda penggerak: 914 mm
  9. Diameter roda idle: -
  10. Tinggi alat perangkai: 770 mm
  • Berat
  1. Berat kosong: 78 ton
  2. Berat siap: 84 ton
  3. Berat adhesi: 84 ton
  • Motor Diesel
  1. Tipe: GE-7FDL8 (GE FDL Series 8 Cylinders)
  2. Jenis: 4 langkah, turbocharger
  3. Daya Mesin: 1.950 HP
  4. Daya ke generator/converter: 1825 HP
  • Motor Traksi/Converter
  1. Jumlah motor traksi: 6
  2. Tipe motor: GE 761, arus searah (DC-DC)
  3. Gear ratio: 90:21
  4. Tipe generator: GT 581
  • Kinerja
  1. Kecepatan maksimum: 120 km/jam
  2. Gaya tarik maksimum (adhesi): 17.640 kgf
  3. Kecepatan minimum kontinu: 24 km/jam
  4. Jari-jari lengkung terkecil: 56,7 m
  • Kapasitas
  1. Bahan bakar: 3.028 liter
  2. Minyak pelumas: 984 liter
  3. Air pendingin: 684 liter
  • Lain-lain
  1. Sistem rem: Udara tekan, dinamik, parkir
  2. Tipe kompresor: Gardner Denver WBO


CC202

CC202 

Lokomotif CC 202 adalah lokomotif buatan Electro-Motive Diesel, Inc., Kanada bernomor seri EMD G26MC-2U. Lokomotif CC202 adalah salah satu lokomotif terberat di Indonesia yaitu 108 ton dan merupakan "saudara kandung" lokomotif EMD SD38-2 di Amerika yang juga memiliki 6 gandar dengan truck tipe HTC (High-Traction C (C = 3 gandar per truck)) dan mesin 2.000 hp (1.500 kW) Roots blower/supercharger EMD 16-645E (berbeda dari EMD SD40-2 yang menggunakan mesin 3.000 hp (2.240 kW) turbocharged EMD 16-645E) dan "kakak" dari lokomotif CC205. Berikut ini makna G26MC-2U:
  • G = desain standar roadswitcher EMD untuk pasar ekspor di luar Amerika;
  • 26 = mesin EMD seri 645E yang memiliki 16 silinder;
  • M = lightweight frame untuk lokomotif narrow-gauge (lebar sepur sempit);
  • C = memiliki 6 gandar yang disusun Co-Co;
  • -2 = sistem elektronik Dash-2;
  • U = universal - memiliki dimensi motor traksi yang bisa digunakan untuk lebar sepur sempit (Metre Gauge - 1.000 mm dan Cape Gauge - 1.067 mm) maupun lebar (Irish Gauge - 1.600 mm).

Kode Seri Mesin dan Jumlah Silinder Lokomotif EMD Seri Ekspor

EMD menetapkan pemberian kode seri mesin dan jumlah silinder untuk lokomotif-lokomotif seri ekspornya secara sistematis. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
EMD Seri 567A, 567B, 567C, dan 567D: Angka di belakang satu atau dua huruf kode desain lokomotif langsung menunjukkan jumlah silinder.
  • 6 = 6 silinder
  • 8 = 8 silinder
  • 12 = 12 silinder
  • 16 = 16 silinder
EMD Seri 645E: Ditambah 10 angka dari kode untuk Seri 567. Pada Seri 645E mulai diperkenalkan versi 20 silinder.
  • 18 = 8 silinder
  • 22 = 12 silinder
  • 26 = 16 silinder
  • 30 = 20 silinder
  • Pengecualian hanya pada Seri 645E versi 6 silinder di mana angka kode yang dipakai tetap 6, tidak menjadi 16 karena sudah digunakan oleh Seri 567.
EMD Seri 645F: Ditambah 20 angka dari kode untuk Seri 567. Seri 645F hanya dibuat dalam versi 12 dan 16 silinder.
  • 32 = 12 silinder
  • 36 = 16 silinder
EMD Seri 710G: Ditambah 30 angka dari kode untuk Seri 567. Seri 710G dibuat dalam versi 8 silinder sampai 20 silinder.
  • 38 = 8 silinder
  • 42 = 12 silinder
  • 46 = 16 silinder
  • 50 = 20 silinder
EMD Seri 265H: Ditambah 40 angka dari kode untuk Seri 567. Seri 265H hanya dibuat dalam versi 12 dan 16 silinder.
  • 52 = 12 silinder
  • 56 = 16 silinder

Penggunaan

Lokomotif CC202 digunakan untuk menarik kereta api barang; terutama batu bara atau pulp. Tetapi tidak jarang lokomotif ini juga digunakan untuk menarik kereta api penumpang. Armada lokomotif ini hanya terdapat di Sumatera Selatan. Lokomotif ini berjumlah 48 buah dan berada di Dipo Lokomotif Tanjung Karang (Dipo Induk TNK). Pada bulan April 2008, dipo ini kedatangan 9 buah lokomotif CC202, dan total saat ini menjadi 48 buah.
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 2.000 HP dengan susunan gandar lokomotif ini adalah C-C (Co'Co'). Artinya, lokomotif ini memiliki dua bogie di mana setiap bogie-nya memiliki tiga gandar penggerak.

Sejarah kedatangan

Lokomotif ini pada awalnya didatangkan pada masa PJKA yakni sekitar tahun 1986 dan dibeli langsung dari Divisi Electro-Motive General Motors, Amerika Serikat. Pada batch awal, CC 202 datang dengan jumlah 15 buah dan langsung ditugaskan untuk kereta api Babaranjang. Pada awal operasionalnya lokomotif ini menarik 50-60 gerbong Babaranjang namun dikurangi hingga 40 gerbong karena alasan mesin. Kemudian pada tahun 1990 dan 1995 diimpor lagi CC 202 berjumlah 18 buah. Kemudian dilanjutkan tahun 2001 sebanyak 4 buah. Lalu tahun 2002 sebanyak 2 buah dan terakhir tahun 2008 sebanyak 9 buah lokomotif dari EMD, Kanada.

Mesin

Mesin CC 202 adalah EMD 16-645E dengan 16 silinder yang dilengkapi supercharger atau disebut juga Roots blower. Jenis lokomotif ini adalah satu-satunya yang memiliki mesin V16 di Indonesia. Mesin EMD seri 645 adalah mesin terhandal yang pernah dibuat oleh EMD. Dari tahun 1964 hingga 2011, mesin EMD 645 tetap dibuat walau sekarang hanya terbatas permintaan konsumen. Mesin 16-645E pun menjadi mesin terlaris EMD semenjak diluncurkannya lokomotif EMD SD40 (dengan mesin turbocharged EMD 16-645E3) pada Juli 1964 (pada lokomotif EMDX 434 yang kemudian menjadi Illinois Central Gulf 6071/Illinois Central 6071) yang sangat handal, bandel, dan awet. Hal ini terbukti dengan masih kuatnya CC202 menarik 47 gerbong Babaranjang dengan kecepatan maksimal 80 km/jam.

Populasi di Indonesia

Sejak 1986 hingga sekarang, terdapat 47 lokomotif CC202 yang masih beroperasi. Satu unit lokomotif, CC202 16 (CC202 90 01), kini sudah afkir pasca peristiwa luar biasa hebat dengan lokomotif CC201 89 11 (CC201 83R) di Sumatera Selatan.

Data teknis

  • Dimensi
    1. Lebar sepur (track gauge): 1.067 mm
    2. Panjang body: 17.678 mm
    3. Jarak antara alat perangkai: 18.942 mm
    4. Lebar badan (body): ?
    5. Tinggi maksimum: 3.683 mm
    6. Jarak gandar: 3.632 mm
    7. Jarak antar pivot: 11.404 mm
    8. Diameter roda penggerak: 1.016 mm
    9. Diameter roda idle: -
    10. Tinggi alat perangkai: 759 mm
  • Berat
    1. Berat kosong: -
    2. Berat siap: 108 ton
    3. Berat adhesi: 108 ton
  • Motor diesel
    1. Tipe: EMD 16-645 E, V16 Supercharger
    2. Jenis: 2 langkah
    3. Daya Mesin: 2.000 HP
    4. Daya ke Generator/Converter: 2.000 HP
  • Motor traksi/converter
    1. Jumlah motor traksi: 6
    2. Tipe motor traksi: D-29, arus searah
    3. Gear ratio: 63:14
    4. Tipe generator: AR 6 QAD - D14, arus bolak-balik
  • Performa
    1. Kecepatan maksimum: 80 km/jam
    2. Gaya tarik maksimum (adhesi): 22.680 kgf
    3. Kecepatan minimum kontinu: 14 km/jam
    4. Jari-jari lengkung terkecil: 80 m
  • Kapasitas
    1. Bahan bakar: 3.800 liter
    2. Minyak pelumas: 920 liter
    3. Air pendingin: 832 liter
    4. Pasir: 340 lt

CC203

CC203

CC203 95 07 yang menarik kereta api Mutiara Timur

 

Lokomotif CC203 buatan General Electric (GE) Transportation dan PT GE Lokomotif Indonesia dengan seri U20C adalah lokomotif hasil pengembangan desain dari lokomotif CC201[1], yaitu pada bentuk kabin masinis ujung pendek yang aerodinamis, serta diperlebar untuk kenyamanan dan mengurangi penumpang liar.
Lokomotif ini bergandar Co'Co'. Artinya adalah lokomotif dengan dua bogie, di mana setiap bogie mempunyai tiga poros/gandar penggerak yang masing-masing digerakkan oleh motor tersendiri.
Yang membedakan adalah lokomotif CC203 menggunakan motor diesel dengan dua tingkat turbocharger sehingga dayanya sebesar 2.250 HP.

Sejarah operasional

Pada awal operasi tahun 1995, lokomotif CC203 menjadi andalan untuk menarik KA penumpang kelas eksekutif full di Jawa. Launching (peluncuran) perdana lokomotif CC203 saat itu bersamaan dengan peresmian kereta api Argo Bromo di Stasiun Gambir, Jakarta. Jarang sekali CC203 berdinas (mengoperasikan) KA ekonomi apalagi KA barang. Karena itu, alokasi persebaran lokomotif CC203 hanya di dipo lokomotif yang melayani KA-KA komersial/eksekutif argo/satwa. Dipo lokomotif yang mendapat alokasi CC203 yaitu Jatinegara (Jakarta Timur), Bandung, Cirebon, Semarang Poncol, Yogyakarta, dan Sidotopo (Surabaya). Dipo lokomotif Purwokerto, Madiun, dan Jember malah tak mendapat alokasi satu pun meskipun jumlah lokomotif CC203 yang ada di Jawa berjumlah 37 unit.

Berbeda di Jawa, alokasi lokomotif CC203 juga bisa dijumpai di wilayah operasional Divisi Regional 3 Sumatera Selatan, tepatnya di Subdivre 3.2 Tanjungkarang. Sebanyak 4 unit CC203 yang beroperasi namun khusus untuk melayani dinasan (operasional) KA pulp & kayu karena memang sarananya milik PT Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper (PT TEL). Namun saat ini CC203 di Divre 3 kondisinya telah memprihatinkan dan terancam tidak bisa berdinas lagi (karena pada awal pengoperasiannya loko ini selalu diforsir), bahkan KA pulp PT TEL sekarang lebih sering ditarik lokomotif CC204 atau CC202 yang lebih handal untuk angkutan barang.

Hadirnya lokomotif CC204 ternyata menggeser keberadaan CC203 selama ini, sebagai penarik kereta ekspres. Namun, sejak dimutasinya semua lokomotif CC204, peran CC203 pun tergusur dengan lokomotif CC206 yang memiliki dua kabin masinis. Maka, saat ini CC203 hanya menarik kereta-kereta bisnis, campuran, dan ekonomi jarak jauh; dan jarang menarik kereta eksekutif karena perannya telah tergantikan oleh CC206.

Kinerja

Mesin dan desain

CC203 menggunakan mesin yang sama dengan CC201, yaitu GE 7FDL-8. Desain kabin yang aerodinamis dibuat di Goninan Locomotive Work (kini UGL Rail) di Australia dengan desain dari GE. Sekarang kabin juga dibuat di PT Inka untuk keperluan perbaikan dan restorasi.

Logo dan striping

Selain itu, kecuali CC203 31 - CC203 34, dulu terdapat logo Kementerian Perhubungan di bagian depan/shorthood-nya yang merupakan ciri khas yang mencolok pada lokomotif ini sebab pembuatan lokomotif ini selain didanai oleh perusahaan General Electric sendiri juga dibantu dengan dana dari pemerintah melalui Kementerian Perhubungan. Namun sekarang semua unit lokomotif ini menggunakan logo PT KAI♯ terbaru sekaligus skema warna/livery baru, tanpa menggunakan lagi logo tersebut. Untuk CC203 31 - CC203 34 menggunakan striping khas PT TEL sebagai pemilik lokomotif tersebut, yaitu hijau.

Alokasi

Indonesia membuat lokomotif ini sejak tahun 1995-2002. Terdiri dari 6 generasi (batch), yaitu:
  • CC203 generasi I (tanggal produksi 1995, nomor seri 01-14)
    • untuk nomor seri 01-12 buatan GE Transportation, Amerika Serikat, mulai dinas tahun 1995
    • nomor seri 13-14 mulai dinas tahun 1998
  • CC203 generasi II (tanggal produksi 1997, nomor seri 15-27), semua mulai dinas tahun 1998
  • CC203 generasi III (tanggal produksi 1998, nomor seri 28-30), semua mulai dinas tahun 1998
  • CC203 generasi IV (tanggal produksi 1999, nomor seri 31-34), semua mulai dinas tahun 2001 dan milik PT TEL
  • CC203 generasi V (tanggal produksi 2000, nomor seri 35-37), semua mulai dinas tahun 2001
  • CC203 generasi VI (tanggal produksi 2002, nomor seri 38-41), semua mulai dinas tahun 2002
Sampai saat ini jumlahnya adalah 37 buah di Jawa dan 4 buah di Sumatera Selatan.

Lokomotif CC203 yang unik

CC203 40
Lokomotif CC203 40 sebelumnya sama seperti lokomotif CC203 yang lainnya, loko ini mengalami kecelakaan saat menarik KA Argo Bromo Anggrek di Pemalang 2 Oktober 2010 silam. Anehnya, setelah menabrak dan menyebabkan satu unit kereta kelas bisnis KA Senja Utama Semarang hancur, lokomotif ini hanya mengalami kerusakan ringan: lampu-lampunya pecah dan catnya mengelupas. Setelah diperbaiki di Balai Yasa Yogyakarta, lokomotif ini mengalami perubahan pada cowhanger/bempernya, yaitu pada bagian bawahnya sedikit menyembul ke depan berbentuk segitiga. Anda dapat menemukan CC 203 40 di Dipo Lokomotif Sidotopo Surabaya atau sedang menarik rangkaian kereta api yang memiliki tujuan dari atau ke Kota Surabaya, seperti KA Rapih Dhoho, KA Penataran, KA Bima, KA Argo Bromo Anggrek, dan KA lainnya.
CC203 06 dan CC203 11
Jika kabin masinis kedua lokomotif ini diamati di bagian depan, bagian tengah kabin sedikit tertekuk ke luar (ke depan), sehingga kedua lokomotif ini seolah-olah mempunyai ekspresi wajah sedih atau murung, karena jendela kabin dan bagian lainnya menyerupai wajah seseorang yang sedih/murung. Pada awalnya hanya CC203 06 yang mempunyai karakteristik wajah (kabin masinis) seperti ini, sedangkan CC 03 11 masih mempunyai wajah (kabin masinis) yang normal. Namun setelah mengalami kecelakaan tabrakan kereta api di Langen 28 Januari 2011 silam, kabin masinis lokomotif CC203 11 rusak parah dan diperbaiki di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta. Setelah selesai perbaikan di sana, barulah CC203 11 mempunyai bentuk kabin masinis yang mempunyai kesan wajah sedih atau murung ini. Anda dapat menemukan kedua lokomotif ini di Dipo Lokomotif Bandung atau sedang menarik rangkaian kereta api yang memiliki tujuan dari atau ke Kota Bandung.
CC203 01, CC203 02, CC203 05, CC203 07, CC203 09, CC203 13, CC203 14, CC203 15, & CC203 19
Jika diamati sekilas, lok-lok CC203 ini tidak nampak perbedaannya. Namun setelah didekati, ukuran pintu di bawah kaca kabin masinis itu berbeda. Sebelah kiri memiliki ukuran yang lebih besar daripada yang kanan.

CC204

CC204

Lokomotif CC 204 18 dengan Kereta api Limex Sriwijaya di Stasiun Labuan Ratu
Lokomotif CC204 merupakan kelas lokomotif diesel-elektrik yang dirakit khusus untuk Indonesia oleh PT Industri Kereta Api (Persero) Madiun (INKA) dengan lisensi dari General Electric (GE Transportation). Lokomotif kelas ini terbagi menjadi dua seri, yaitu CC204 seri pertama yang merupakan model GE C18MMi dengan short hood spartan (seperti CC201), dan CC204 seri kedua yang merupakan model GE C20EMP dengan hidung aerodinamis (seperti CC203).

Kedua seri sama-sama bergandar Co'Co'. Artinya adalah lokomotif dengan dua bogie, di mana setiap bogie mempunyai tiga poros penggerak yang masing-masing digerakkan oleh motor traksi tersendiri. Lokomotif ini mempunyai komponen komputer BrightStar Sirius yang dikembangkan oleh General Electric sehingga lokomotif jenis ini mampu memitigasi kerusakan sekitar 45 menit sebelum kerusakan itu terjadi. Kini mayoritas lokomotif ini terletak di dipo lokomotif Kertapati, Palembang. Lokomotif CC204 08 dan seterusnya dibeli oleh PT Kereta Api Indonesia senilai Rp20 miliar. Lokomotif ini memiliki daya tarik hingga 12 gerbong kereta penumpang,35 gerbong datar (GD/PPCW),40 gerbong batubara ringan (GB/KKBW 30 ton),25 gerbong ketel minyak (GK/KKW) dan 30 gerbong tertutup (GT/GGW).Kecepatan maksimal lokomotif ini adalah 120 km/jam (kereta penumpang),atau 80 km/jam (kereta barang).

GE C18MMi

Lokomotif CC204 seri pertama adalah lokomotif diesel elektrik model C18MMi dengan transmisi daya elektrik AC-DC. Lokomotif merupakan hasil rehab dan modernisasi dari lokomotif CC201 yang dilakukan pada tahun 2003 dan 2005, dan dilakukan di Balai Yasa Yogyakarta.
Ukuran utama, bagian rangka dasar, bogie, dan body sama dengan lokomotif CC201 generasi I.
Berikut ini adalah daftar lokomotif CC201 yang dimodifikasi menjadi lokomotif CC204:
  • CC 201 03 menjadi CC 204 01/CC 204 03 01
  • CC 201 11 menjadi CC 204 02/CC 204 03 02
  • CC 201 37 menjadi CC 204 03/CC 204 03 03
  • CC 201 16 menjadi CC 204 04/CC 204 03 04
  • CC 201 32 menjadi CC 204 05/CC 204 03 05
  • CC 201 06 menjadi CC 204 06/CC 204 03 06
  • CC 201 12 menjadi CC 204 07/CC 204 03 07

GE C20EMP

Lokomotif CC204 seri kedua merupakan lokomotif baru dengan model C20EMP yang mulai dioperasikan sejak tahun 2008, meskipun diperkenalkan sejak 2006. Bentuk kabin lokomotif ini sama dengan bentuk lokomotif CC203. Kode yang digunakan untuk CC204 produksi kedua adalah C20EMP. Komponen lain seperti mesin diesel, motor traksi, bogie, dan seterusnya sama dengan lokomotif CC204 sebelumnya.

 

CC205

CC205

CC205 30 dan CC205 09 menarik kereta api Babaranjang
Lokomotif CC205 adalah lokomotif PT Kereta Api Indonesia (Persero) buatan Electro-Motive Diesel, Inc., Ontario, Kanada. CC205 adalah lokomotif terberat di Indonesia, yakni seberat 108 ton. Lokomotif ini dibeli untuk menggantikan beberapa tugas lokomotif CC 202 yang sudah berumur; dalam hal ini 2 lokomotif CC202 bisa diganti dengan 1 lokomotif CC205. Lokomotif ini tiba di Indonesia, tepatnya di Lampung tanggal 26 September 2011, karena lokomotif ini hanya dikhususkan untuk menarik rangkaian kereta pengangkut batu bara (Babaranjang) di Divre III Sumatera Selatan. Lokomotif CC205 saat ini menjadi lokomotif berteknologi paling modern di Indonesia. Ada total 55 unit lokomotif CC205 yang beroperasi di Sumatera bagian selatan, dengan rincian 6 unit kedatangan tahun 2011, 44 unit kedatangan tahun 2013, dan 5 unit bonus kedatangan tahun 2014.
Lokomotif ini memiliki nomor seri GT38ACe, yang berarti lokomotif ini bisa digunakan untuk keperluan penumpang atau barang dan memiliki mesin V8 turbo, motor AC dan berkonfigurasi C-C (Co'Co'). Berikut ini makna GT38ACe:
  • G = desain standar roadswitcher EMD untuk pasar ekspor di luar Amerika;
  • T = mesin dilengkapi turbocharger;
  • 38 = mesin EMD seri 710G yang memiliki 8 silinder;
  • AC = motor traksi AC (arus bolak-balik);
  • e = emisi gas buang telah memenuhi persyaratan EPA Tier-2.

Kode Seri Mesin dan Jumlah Silinder Lokomotif EMD Seri Ekspor

EMD menetapkan pemberian kode seri mesin dan jumlah silinder untuk lokomotif-lokomotif seri ekspornya secara sistematis. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
EMD Seri 567A, 567B, 567C, dan 567D: Angka di belakang satu atau dua huruf kode desain lokomotif langsung menunjukkan jumlah silinder.
  • 6 = 6 silinder
  • 8 = 8 silinder
  • 12 = 12 silinder
  • 16 = 16 silinder
EMD Seri 645E: Tambahkan 10 angka dari kode untuk Seri 567. Pada Seri 645E mulai diperkenalkan versi 20 silinder.
  • 18 = 8 silinder
  • 22 = 12 silinder
  • 26 = 16 silinder
  • 30 = 20 silinder
  • Pengecualian hanya pada Seri 645E versi 6 silinder di mana angka kode yang dipakai tetap 6, tidak menjadi 16 karena sudah digunakan oleh Seri 567.
EMD Seri 645F: Tambahkan 20 angka dari kode untuk Seri 567. Seri 645F hanya dibuat dalam versi 12 dan 16 silinder.
  • 32 = 12 silinder
  • 36 = 16 silinder
EMD Seri 710G: Tambahkan 30 angka dari kode untuk Seri 567. Seri 710G dibuat dalam versi 8 silinder sampai 20 silinder.
  • 38 = 8 silinder
  • 42 = 12 silinder
  • 46 = 16 silinder
  • 50 = 20 silinder
EMD Seri 265H: Tambahkan 40 angka dari kode untuk Seri 567. Seri 265H hanya dibuat dalam versi 12 dan 16 silinder.
  • 52 = 12 silinder
  • 56 = 16 silinder
CC205 menggunakan mesin diesel bertipe EMD 8-710G3A-T2, dengan jenis mesin 2 tak 8 silinder yang sudah dimodifikasi, sehingga tingkat emisi gas buang lebih rendah, dan menggunakan sistem rem udara Westinghouse 26L.

Sistem kerja

CC205 menggunakan sistem operasi berbasis mikroprosesor tipe EM2000 yang mengendalikan seluruh fungsi sistem kerja lokomotif, yaitu pengendalian semua komponen yang merupakan subsistem, seperti motor diesel, alternator, motor traksi, kompresor, dst. Semua fungsi dan kerja akan direkam dan dapat diunduh ke laptop. Sistem juga dapat melakukan self diagnostic bila terjadi gangguan pada lokomotif yang akan direkam dan dapat ditampilkan pada layar monitor, sehingga dapat diketahui penyebab gangguannya.

Mesin terbaru

Mesin yang digunakan CC205 adalah EMD 710, salah satu mesin paling handal setelah EMD 645 dan EMD 567. Mesin seri 710 ini juga digunakan di lokomotif EMD GP22ECO, SD22ECO, SD32ECO, dan lokomotif-lokomotif yang di re-power oleh EMD. Mesin ini tidak seperti mesin EMD 567, EMD 645, dan GE 7FDL karena mesin ini menggunakan teknologi EFI dan exhaust terbaru, sehingga lolos uji emisi EPA Tier-2 dan hemat diesel hingga 25%. Lokomotif ini bisa menarik lebih dari 30 gerbong.

Unit bonus dari EMD


Salah satu CC205 bonus yang datang tahun ini
Pada tahun 2014 ini, telah datang kembali 5 unit CC205 di Pelabuhan Panjang, Lampung. 5 unit ini merupakan bonus yang didapatkan secara cuma-cuma oleh KAI dari pabrik EMD. Bonus ini adalah bentuk tanggung jawab EMD yang terlambat mengirim 44 unit CC205 tahun lalu. Dengan demikian, lokomotif CC205 sudah berjumlah 55 buah dan siap menarik kereta api Babaranjang.

Populasi di Indonesia

Saat ini seluruh 55 unit lokomotif CC205 telah datang di Indonesia. Semua lokomotif CC205 ditugaskan untuk menarik kereta api batu bara rangkaian panjang 60 gerbong.

Profil lokomotif CC205

  • Dimensi
  1. Lebar sepur (track gauge): 1.067 mm
  2. Panjang body: 17.678 mm
  3. Jarak antara alat perangkai: 18.942 mm
  4. Lebar badan (body): 2.740 mm
  5. Tinggi maksimum: 3.765 mm
  6. Jarak gandar: 3.870 mm
  7. Jarak antar pivot: 10.575 mm
  8. Diameter roda penggerak: 1.067 mm
  9. Diameter roda idle: -
  10. Tinggi alat perangkai: 759 mm
  • Berat
  1. Berat kosong: -
  2. Berat siap: 108 ton
  3. Berat adhesi: 108 ton
  • Motor Diesel
  1. Tipe: EMD 8-710G3A-T2, 8 silinder
  2. Jenis: 2 langkah
  3. Daya Mesin: 2150 HP
  4. Daya ke generator/converter: 2000 HP
  • Motor Traksi/Converter
  1. Jumlah motor traksi: 6
  2. Tipe motor: A2916-8,arus bolak-balik
  3. Gear ratio: 90:17
  4. Tipe generator: TA12/CA9,arus bolak-balik
  • Kinerja
  1. Kecepatan maksimum: 80 km/jam
  2. Gaya tarik maksimum (adhesi): 758 kN (kilonewton)
  3. Kecepatan minimum kontinu: 10,5 km/jam
  4. Jari-jari lengkung terkecil: 80 m
  • Kapasitas
  1. Bahan bakar: 3.800 liter
  2. Minyak pelumas: 446 liter
  3. Air pendingin: 908 liter
  4. Pasir: 283 liter
  • Lain-lain
  1. Sistem rem: Udara tekan 26L
  2. Tipe kompresor: Gardner Denver WBO

CC206

CC206

Lokomotif CC206 13 05 milik Dipo Lokomotif Cirebon di Stasiun Solo Balapan
Lokomotif CC206 adalah lokomotif terbaru PT Kereta Api Indonesia (Persero) buatan General Electric (GE) Transportation, Amerika Serikat. Lokomotif ini memiliki 2 bogie dengan konfigurasi 0-6-6-0 atau C-C (UIC: Co'Co'), yaitu 3 as roda penggerak untuk setiap bogie. Perbedaan dengan lokomotif diesel elektrik GE lainnya dengan jenis yang sama adalah lokomotif ini memiliki 2 kabin masinis di ujung muka dan belakang seperti halnya lokomotif di Eropa pada umumnya. Lokomotif CC206 diperuntukkan untuk angkutan barang dan penumpang di Pulau Jawa. Lokomotif CC206 lebih canggih dibandingkan lokomotif GE sebelumnya, dengan tenaga lebih besar dan tingkat emisi gas buang lebih rendah. Mengingat berat lokomotif ini 90 ton dengan beban gandar sebesar 15 ton, maka jalur rel di Jawa juga disesuaikan untuk mengakomodir lokomotif ini.

Sejarah kedatangan

Awal mula lokomotif berkabin ganda dapat dilacak dari keberadaan lokomotif-lokomotif yang sudah berpredikat simbah seperti CC200, BB301, BB304, dan BB305 model CFD. Namun, semua lokomotif itu sudah berumur lebih dari 30-40 tahun dan banyak dilakukan pengafkiran/perucatan terhadap lokomotif itu (apalagi CC200 sudah berumur di atas 60 tahun dan seluruh BB305 telah dirucat). Lokomotif berkabin ganda tersebut didesain agar tidak terus-menerus diputar di pemutar rel (turntable) sebelum beroperasi menarik kereta ekspres.

Pada dekade 2000-2010-an, ide muncul dalam diri perusahaan KAI, bagaimana jika KAI memiliki lokomotif yang kuat, berkabin ganda, dan dilengkapi teknologi komputer semacam BrightStar Sirius yang sebelumnya ada pada lokomotif CC204, juga memiliki layar display canggih. Selain itu, dengan berkabin ganda, lokomotif itu tidak perlu lagi diputar di atas pemutar rel. Akhirnya, ide pemesanan lokomotif CC206 ke GE muncul pada tahun 2010 untuk menambah jajaran armada PT KAI dan akan digunakan untuk angkutan barang di Pulau Jawa.

Untuk mewujudkan hal tersebut, pada tahun 2012 dipesanlah lokomotif CC206 (saat itu diberi model CM20EMP) sebanyak 100 unit ke GE Transportation tanpa bogie. Bogie dirakit oleh PT Barata Indonesia (Persero). Sesudah sampai di pelabuhan Tanjung Priok, loko-loko itu akan dibawa ke Balai Yasa Yogyakarta untuk pasang bogie. Pada tahun 2014 ini lokomotif CC206 akan didatangkan lagi dengan jumlah 50 unit  dan diperkirakan akan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok mulai pertengahan tahun 2014. Dengan tibanya lokomotif CC206 generasi (batch) II, akan ada 150 unit CC206, yang jumlahnya melebihi CC201 (144 unit, 130 beroperasi, 7 dijadikan CC204, 7 rusak).

Desain, mesin, spesifikasi, perangkat elektronik, dan kelebihan

Desain bentuk lokomotif

CC206 dibuat saat PT KAI membutuhkan lokomotif double-cab, maka GE membuat lokomotif double-cab ini dengan desain yang mirip beberapa lokomotif GE baik itu di Indonesia maupun bukan. Desain kepala dan bodi CC206 sangat mirip dengan salah satu lokomotif GE yaitu British Rail Class 70 seri GE PowerHaul yang beroperasi di Britania Raya, tetapi CC206 menggunakan 2 kaca depan, yang mengikuti lokomotif CC203. Sedangkan lampu lokomotifnya masih mengikuti desain lok GE sebelumnya yang beroperasi di Indonesia. Bentuk pintu masuk kabinnya mirip dengan yang ada di CC203.

Mesin, spesifikasi lokomotif, dan perangkat elektronik

Mesin lokomotif CC206 adalah GE 7FDL-8 versi terbaru yang emisinya setingkat dengan emisi lokomotif Dash-9 di Amerika Serikat, dengan daya mesin sebesar 2250 daya kuda, setara dengan tenaga keluaran lokomotif CC202, dan 100 daya kuda lebih tinggi dari tenaga keluaran lokomotif CC203 (2150 daya kuda). Sedangkan untuk perangkat elektroniknya menggunakan komputer GE BrightStar™ Sirius yang dipadukan dengan layar monitor GE Integrated Function Display (GE IFD) seperti yang ada di lokomotif Dash-9. Lokomotif ini juga menggunakan klakson yang berbeda dari lokomotif sebelumnya, yang membuat lokomotif ini dijuluki "Si Puongs".

Alokasi

Lokomotif CC206 ditempatkan di hampir seluruh dipo induk yang ada di Pulau Jawa untuk angkutan barang maupun penumpang. Hanya Dipo Induk Madiun dan Dipo Induk Jember yang tidak memiliki lokomotif CC206. CC206 mulai ditugaskan membawa KA penumpang terutama KA penumpang dengan rangkaian panjang dan KA penumpang yang di perjalanan harus memutar lokomotif untuk berbalik arah sejak dimutasinya lokomotif CC204 generasi kedua ke Pulau Sumatera. Sebelumnya, CC206 hanya berdinas sebagai lokomotif penghela KA barang saja.
Kini, mayoritas lokomotif CC206 berada di Dipo Lokomotif Sidotopo, Surabaya. Terdapat 38 lokomotif CC206 di sana. CC206 sebagian besar berada di Sidotopo karena dipo ini memiliki banyak lok CC201 generasi pertama yang (mungkin saja) akan pensiun, maka CC206 didatangkan untuk menggantinya.


  • Seluruh lokomotif CC206 saat ini sudah menggunakan logo PT KAI dan striping/livery terbaru.
  • Seluruh lokomotif CC206 menggunakan nomor sesuai Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 45 tahun 2010.
  • Beberapa lokomotif CC206 dipasangi teralis besi berbentuk kotak-kotak pada kaca depan dan samping kabin masinisnya. Namun masih ada juga lokomotif yang tidak dipasangi teralis besi seperti sebagian lokomotif CC206 milik Dipo Sidotopo, seluruh lokomotif CC206 milik Dipo Purwokerto, dan CC206 13 59 milik Dipo Cirebon. Ke depannya lokomotif ini akan diganti kacanya menjadi kaca polikarbonat seperti lokomotif CC201 dan CC203, sehingga tidak perlu memakai teralis. Beberapa lokomotif CC206 juga dilengkapi tulisan Dipo Induk pada bagian bawah logo KAI.
  • Bemper (cowhanger) lokomotif CC206 milik Dipo Bandung dan Dipo Purwokerto berwarna merah.
  • Lokomotif bernomor CC206 13 87 dan CC206 13 88 adalah lokomotif andalan kereta api luar biasa (KLB) khusus kepresidenan.

CC300


CC300
Lokomotif CC300 01 saat sedang test run.
Lokomotif CC300 adalah salah satu seri lokomotif diesel hidrolik di Indonesia milik Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan yang digunakan khusus untuk keperluan dinas Ditjen Perkeretaapian[1]. Lokomotif dengan dua kabin masinis ini dibuat oleh PT Inka; desain dan integrasi sistemnya murni hasil pemikiran insinyur Indonesia. Akan tetapi, meskipun milik Ditjen Perkeretaapian, namun loko ini tetap dioperasikan oleh PT KAI.

Lokomotif CC300 saat menjalani test run.

Bagian ujung belakang lokomotif CC300.
          Lokomotif ini mempunyai panjang 19.000 mm, lebar 2.642 mm, dan berat 90 ton. Kecepatan maksimalnya adalah 120 km/jam, daya mesinnya adalah 2500 hp dan memiliki gaya traksi sebesar 270 kN untuk starting (saat lokomotif mulai bergerak dari keadaan berhenti total). Mesinnya memakai mesin diesel Caterpillar tipe 3512B HD (konfigurasi V-12, diameter silinder x langkah silinder = 170 mm×215 mm, perbandingan kompresi = 15,5:1) dengan transmisi hidrolik Voith Turbo Transmission L620reU2. Sistem pengereman/abar memakai produk Westinghouse Air Brake Technologies (Wabtec), master controller memakai produk Woojin dari Korea Selatan, juga dilengkapi dengan generator set (genset) CAT C18 dari Caterpilar sehingga tidak memerlukan kereta pembangkit jika menarik rangkaian kereta penumpang.
Saat ini sudah ada 7 lokomotif CC300 (CC300 12 01, CC300 12 02, CC300 12 03, CC300 13 01, CC300 13 02, CC300 14 01, CC300 14 02) yang dibuat oleh PT Inka dan sedang menjalani test run di pabrik. Direncanakan lokomotif ini akan ditempatkan di beberapa dipo lokomotif yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
           Menurut pengakuan dari Agus Purnomo, Direktur Utama Inka, lokomotif ini cukup handal karena tahan banjir. Ia juga mengatakan bahwa proyek CC300 adalah bekerjasama dengan Kemenhub, maka ada beban biaya pengembangan yang ditanggung oleh Inka. Sebesar Rp30 miliar rupiah dari Pemerintah Indonesia (bahkan Inka ikut bayar juga) telah dibayarkan untuk mengembangkan proyek lokomotif made in Indonesia itu. Diyakini meskipun ketinggian banjir mencapai 1 meter, namun KA yang ditariknya masih bisa melaju. Sesungguhnya pengembangan lokomotif Inka itu sejak 2009, dan tidak menutup kemungkinan jika loko ini akan segera diekspor ke seluruh dunia, terutama bagi negara yang lintas KA-nya memiliki persoalan banjir.
             Lokomotif CC300 diluncurkan pada tanggal 20 Mei 2013 bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional.

 

 Sumber : Wikipedia

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar